Akademisi: Mana Bukti Ilham Pro Ekonomi Kerakyatan?

Tribun Timur - Rabu, 21 November 2012 13:23 WITA

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM--Guru Besar Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Dr Armin Arsyad meragukan komitmen ekonomi kerakyatan dalam Kartu Semangat Baru 9 Program Bebas IA yang digembar-gemborkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA).

Kenyataannya, selama dua periode Kota Makassar dipimpin oleh Wali Kota Ilham Arief Sirajuddin, komitmen itu belum terlihat. Yang ada justru ekonomi kapitalisme yang tumbuh subur di Kota Makassar.

"Ekonomi kerakyatan itu sangat bagus. Pertanyaannya adalah kenapa itu tidak dilakukan oleh Pak Ilham selama hampir 9 tahun ini dia memerintah Kota Makassar," kata Armin, Rabu (21/11/12).

Armin mencontohkan ekonomi kapitalisme di Kota Makassar adalah keberadaan jaringan Makassar Trade Center (MTC) kemudian dilebarkan menjadi Karebosi Link, pasar grosir, dan kini pembangunan Hotel Karebosi.

"Beri saya contoh ekonomi kerakyatan yang ditunjukkan Ilham selama jadi Wali Kota Makassar. Karebosi Link itu bukan ekonomi kerakyatan, itu ekonomi kapitalisme. Tidak cukup MTC dilebarkan ke Karebosi Link dilebarkan lagi pasar grosir dan sekarang Hotel Karebosi, apa itu bukan kapitalisme?" ujarnya.

Menurutnya, jika Ilham memang pro ekonomi kerakyatan, harusnya sudah diterapkan sejak ia terpilih jadi wali kota, bukan saat mendekati Pilgub Sulsel ini.

"Justru Pasar Sentral yang menjadi simbol ekonomi kerakyatan di Makassar nasibnya kini terlunta-lunta, pedagang yang kehilangan lods-nya sekarang tidak jelas. Berapa banyak pasar tradisional yang dibangun," tambahnya.

Bentuk ketidakberpihakan Pemerintah Kota Makassar dibawah kepemimpinan Ilham Arief Sirajuddin lainnya adalah tumbuh suburnya mini market di Kota Makassar. Keberadaan mini market secara tidak langsung "menggusur" warung-warung kecil milik rakyat Makassar.

"Mini market tidak mungkin bisa berdiri tanpa ada tanda tangan rekomendasi dari wali kota, itu!," ujarnya lagi.