Tribun Timur - Senin, 11 Maret 2013 13:38 WITA
Para ilmuwan mengatakan getaran berkekuatan 9,0 pada 11 Maret 2011 itu mengirim gelombang suara melalui atmosfer yang tertangkap satelit Goce.
Instrumentasi super sensitif ini dapat mendeteksi gangguan yang merambat melalui udara tipis dalam jarak 255 km dari Bumi.
Observasi ini diterbitkan di jurnal Geophysical Research Letters.
Sudah lama diketahui bahwa gempa besar akan menghasilkan gelombang akustik berfrekuensi rendah atau infrasound, sebuah tipe gemuruh pada frekuensi di bawah yang bisa ditangkap telinga manusia.
Tetapi tidak ada pesawat antariksa di orbit itu yang memiliki kemampuan untuk merekamnya, hingga saat ini.
"Kami mencari sinyal ini sebelumnya dengan satelit-satelit lain dan belum menemukannya, saya rasa karena anda membutuhkan instrumen yang luar biasa canggih," kata Dr Rune Floberghagen dari Badan Antariksa Eropa (ESA).
"Akselerometer Goce 100 kali lebih sensitif dari instrumentasi lainnya dan kami mendeteksi gelombang akustik bukan sekali tapi dua kali, yang ditangkap dari Pasifik dan Eropa," kata manajer misi pada BBC News.
Tujuan utama Goce adalah memetakan perbedaan sangat halus dalam tarikan gaya gravitasi di sepanjang permukaan bumi akibat distribusi masa tidak merata di planet.
Goce akan mengakhiri misi dan kembali ke bumi pada bulan November.
Anda sedang membaca artikel tentang
Gempa Jepang "Terdengar" di Angkasa Luar
Dengan url
http://timursebrang.blogspot.com/2013/03/gempa-jepang-di-angkasa-luar.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Gempa Jepang "Terdengar" di Angkasa Luar
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Gempa Jepang "Terdengar" di Angkasa Luar
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar