MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM --Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan Konrad Adenauer Stiftung menggelar International Conference On Forestry and Mining, 10-12 Desember di Ruang Senat Gedung Rektorat Unhas.
Kegiatan yang bertajuk Reconciling Forestry And Mining Management Some Current Evironmental Concerns in Asia tersebut menghadirkan pembicara dari berbagai negara seperti Jerman, India, Indonesia, Filipina, Singapore, dan Malaysia.
Penanggung jawab kegiatan, La Ode M Syarif mengatakan tujuan diselenggarakan konferensi tersebut untuk mengawasi pengelolaan hutan dan pertambangan di Asia khususnya Indonesia.
"Kita ingin melihat pengelolaan hutan dan pertambangan itu baik dan berkelanjutan. Salah satu yang akan disoroti berkaitan dengan regulasi dan kebijakan dalam pengelolaan hutan maupun sumber-sumber tambang,"ujarnya, Selasa (10/12/2013).
Dosen Fakultas Hukum tersebut menjelaskan salah satu masalah dalam hal pengelolaan hutan dan sumber tambang yakni ketidaksinkronan kebijakan dari pemerintah dan pelaksana. Sehingga masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para pengelola.
"Penegakan hukum itu sendiri menjadi penting dalam bidang ini karena masih banyak praktik-praktik yang pelanggaran seperti pembalakan liar, pengelolaan tambang secara ilegal tanpa perizinan, kalaupun telah mendapatkan izin, seharusnya pengelola berupaya agar aktivitas penambangan tak mencemari lingkungan," jelasnya. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Hukum Kehutanan dan Pertambangan Dibahas di Unhas
Dengan url
http://timursebrang.blogspot.com/2013/12/hukum-kehutanan-dan-pertambangan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Hukum Kehutanan dan Pertambangan Dibahas di Unhas
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Hukum Kehutanan dan Pertambangan Dibahas di Unhas
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar