TRIBUN TIMUR/MUH HASIM ARFAH
Penulis buku dan wartawan senior Sulsel, Ramli S Nawi menceritakan pahit getirnya menjadi wartawan dan penulis buku pada aat meluncurkan buku PT Semen Tonasa dan Perusahaan Afiliasi Mereka Kekuatan Meraih Kesuksesan di Cafe Pelangi, Jl Boto Lempangan, Makassar, Rabu (25/6/2014).
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Penulis buku dan wartawan senior Sulsel, Ramli S Nawi menceritakan pahit getirnya menjadi wartawan dan penulis buku.
"Menulis buku memang relatif lama, belum lagi banyak yang membelot karena urusan tertentu sehingga beberapa kali saya harua bekerja dengan daya yang seadanya," ungkapnya saat meluncurkan buku "PT Semen Tonasa dan Perusahaan Afiliasi Mereka Kekuatan Meraih Kesuksesan" di Cafe Pelangi, Jl Boto Lempangan, Makassar, Rabu (25/6/2014).
Ia pun menceritakan pertama kali menulis buku sejak 1988 yang bercerita tentang pesona bahari Sulsel.
"Saya juga pernah menulis buku tahun 2000 mengenai kekerasan warga chinese di Makassar, tak hanya itu setahun kemudian saya menulis orang-orang Makassar dalam bentuk esai foto. Saya selalu tekankan kalau wartawan mesti selalu membuat karya, saya memang tak digaji dari situlah muncul krativitas, jadi seorang wartawan memang harus punya kreativitas," katanya.
Ramli menambahkan menulis buku memang selalu punya celah namun seorang penulis meski selalu menghasilkan karya. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Ramli S Nawi Bercerita Pahit Getirnya Menerbitkan Buku
Dengan url
http://timursebrang.blogspot.com/2014/06/ramli-s-nawi-bercerita-pahit-getirnya.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ramli S Nawi Bercerita Pahit Getirnya Menerbitkan Buku
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ramli S Nawi Bercerita Pahit Getirnya Menerbitkan Buku
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar