Laporan Wartawan Tribun Timur, Hajrah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel melihat kenaikan elpiji semakin menambah beban bisnis bagi pengusaha restoran, cafe dan perhotelan.
Pergerakan bisnis kuliner pun diprediksi akan semakin tertekan dengan regulasi baru ini.
Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga mengatakan, saat ini pengusaha juga tidak serta merta latah menaikkan harga makanan maupun minuman karena sifatnya sangat sensitif berhubungan dengan konsumen.
Makanya menurut dia, pengusaha nampaknya saat ini akan banyak melakukan penyesuaian dengan melakukan penyeimbangan ongkos operasional demi tetap mendapat keuntungan.
"Walaupun margin keuntungan menipis, namun ini lebih baik dilakukan saat ini ketimbang menaikkan harga," katanya, saat dikonfirmasi Tribun, Jumat (12/9/2014).
Walaupun kata dia ada upaya untuk menaikkan harga namuun dikondisikan secara bertahap demi tetap menjaga kenyamanan pelanggan.
Selain itu, restoran maupun cafe juga cenderung memanfaatkan kerjasama dengan perbankan dalam bentuk penawaran diskon melalui kartu kredit demi tetap memanjakan pelanggan.
Kondisi serupa diamini Operasional Manager Coffee Lovers, Wawan Indrawan.
Menurutnya, saat ini pihanyanya tetap akan memberlakukan harga yang sama untuk makanan maupun minuman sembari melihat evaluasi penghitungan revenue di akhir bulan.
"Kami masih melihat dulu kondisi saat ini. Kemungkinan kalaupun ada kenaikan kami sesuaikan bulan depan," katanya.
Saat ini, untuk aneka makanan di Coffee Lover menawarkan harga mulai Rpp 20ribu-Rp 40riibu, sedangkan untuk minuman mulai Rp 8.000-Rp 30 ribu. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Pengusaha Cafe dan Restoran Sepakat Tahan Harga
Dengan url
http://timursebrang.blogspot.com/2014/09/pengusaha-cafe-dan-restoran-sepakat.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pengusaha Cafe dan Restoran Sepakat Tahan Harga
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pengusaha Cafe dan Restoran Sepakat Tahan Harga
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar