Tribun Timur - Kamis, 29 November 2012 13:29 WITA
Seorang mantan menteri pemerintahan China mengatakan, Beijing sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan kebijakan satu anak yang kontroversial di negara itu, sementara negara yang paling banyak penduduknya di dunia itu berurusan dengan populasi yang menua.
Zhang Wei-qing, mantan menteri Komisi Penduduk dan Keluarga Berencana Nasional, mengatakan kepada surat kabar pemerintah China Daily, Rabu (28/11) bahwa pemerintah sedang mengkaji rencana aksi untuk melonggarkan kebijakan yang sudah lama dipertahankan itu.
Salah satu perubahan yang diusulkan adalah membebaskan para orangtua dari kebijakan satu anak meski salah satu dari mereka bukan anak tunggal. Berdasarkan undang-undang sekarang, hanya orangtua yang tidak memiliki saudara kandung yang boleh mengajukan permintaan untuk memiliki anak kedua.
Zhang mengatakan, kebijakan itu kemungkinan pertama kali diterapkan di kawasan-kawasan yang menghadapi tantangan-tantangan demografi yang lebih besar, seperti populasi yang menua atau arus masuk pekerja imigran. Namun ia meramalkan tidak akan ada peningkatan tajam jumlah penduduk.
Suratkabar itu mengatakan, tingkat fertilitas China saat ini sekitar 1,7, jauh di bawah tingkat fertilitas yang dibutuhkan untuk menggantikan populasi yang menua, yakni 2,1. Zhang, yang kini bertugas di badan penasehat Kongres China, mengatakan, tingkat fertilitas yang ideal adalah 1,8.
Beijing baru-baru ini mengisyaratkan keinginan untuk menghapus kebijakan satu anak, yang diterapkan secara nasional pada 1979 atas prakarsa pemimpin revolusi Mao Zedong untuk mengatasi pertumbuhan populasi yang luar biasa cepat.
Anda sedang membaca artikel tentang
China Kaji Ulang Kebijakan Satu Anak
Dengan url
http://timursebrang.blogspot.com/2012/11/china-kaji-ulang-kebijakan-satu-anak.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
China Kaji Ulang Kebijakan Satu Anak
namun jangan lupa untuk meletakkan link
China Kaji Ulang Kebijakan Satu Anak
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar