MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -Menjelang bulan Ramadhan, banyak ibu yang ragu untuk menjalankan ibadah puasa secara penuh karena mengkhawatirkan dampak perubahan pola makan terhadap kesehatan calon buah hati.
Padahal, beberapa penelitian menunjukkan, puasa justru dapat memberikan dampak positif bagi ibu hamil selama ibu dalam kondisi sehat serta pola makan diatur dengan baik dan asupan nutrisi tetap terjaga dengan seimbang.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr Nasruddin AM SpOG menjelaskan, dalam ajaran Islam, tidak ditentukan pada usia kehamilan ke berapa diperbolehkan tidak menjalankan ibadah puasa. Ketentuan ini ditujukan kepada ibu hamil yang tidak mampu atau tidak kuat menahan lapar dan minum, serta khawatir terhadap kesehatan janin yang dikandungnya.
"Bahkan, bila umur janin baru satu bulan atau ketika memasuki bulan Ramadan mulai hamil, tetapi tidak kuat atau khawatir mengganggu pertumbuhan janin, maka sejak itu pulalah diperbolehkan untuk tidak berpuasa," ujar Nasrudin yang juga Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran UMI, Makassar, Selasa (09/07/2013).
Ia menambahkan, kondisi fisik seorang wanita dalam menghadapi kehamilan dan saat-saat menyusui memang berbeda-beda. Namun pada dasarnya , kalori yang dibutuhkan untuk memberi asupan bagi sang buah hati adalah sama, yaitu sekitar 2200-2300 kalori perhari untuk ibu hamil dan 2200-2600 kalori perhari untuk ibu menyusui.
"Kondisi inilah yang menimbulkan konsekuensi yang berbeda bagi para ibu dalam menghadapi saat-saat puasa di bulan Ramadan. Ada yang merasa tidak bermasalah dengan keadaan fisik dirinya dan sang bayi sehingga dapat menjalani puasa dengan tenang," tambahnya.
Ada pula para ibu yang memiliki kondisi fisik lemah dan mengkhawatirkan dirinya jika harus terus berpuasa di bulan Ramadan. Begitu pula para ibu yang memiliki buah hati yang lemah kondisi fisiknya dan masih sangat tergantung asupan makanannya dari sang ibu melalui air susu ibu.
Selama kehamilan terjadi perubahan fungsi dasar anatomi dan keseimbangan tubuh. Dan hal ini terjadi dari awal mula kehamilan sampai dengan bayi lahir. Setiap trimester kehamilan akan mempunyai kekhususan dan kebutuhan tertentu. Dinamika ini dapat dilihat seiring dengan berkembangnya dan bertumbuhnya janin.
Kecukupan akan gizi dan cairan adalah merupakan esensi dalam kehamilan. Pada trimester pertama umumnya gejala yang menyertai adalah lesu lelah, mual muntah dan dapat disertai perdarahan ringan. Saat yang rentan ini sering terjadi dehidrasi yang tidak dapat dihindari. Berat badan sering turun. Cairan menjadi titik utama kebutuhan pada ibu hamil. Memaksakan berpuasa pada keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan janin.
Namun, apabila kehamilan tidak disertai masalah, nafsu makan tetap seperti biasanya, tidak merasa mual, muntah dan ibu hamil merasa siap untuk berpuasa, ibu hamil dapat tetap berpuasa. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Amankah Ibu Hamil Berpuasa?
Dengan url
http://timursebrang.blogspot.com/2013/07/amankah-ibu-hamil-berpuasa.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Amankah Ibu Hamil Berpuasa?
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar